Hitam dan putih

Mungkin karena pekerjaan saya yg enggak umum, orang2 yg ketemu saya suka banyak yg nanya2 tentang keseharian saya. I don't mind, if I can let you borrow what I do, I would.

Dari sekian banyak pertanyaan yg orang suka tanya, ada satu pertanyaan yg sering ditanyain. 

"Jadi kamu bisa tau mana orang yg jahat?"

First of all, definisi jahat menurut saya sangat subjektif. Akan sangat beda kalau yg nanya adalah perempuan yg baru diselingkuhin dan laki-laki yg baru dipermalukan oleh temannya di depan bos mereka. Dari pertanyaan yg sebenernya bisa dijawab cukup dengan "iya" atau "tidak" ternyata enggak cukup karena the term "jahat" sangat luas. 

Second of all, mungkin karena saya terbiasa - atau mungkin membiasakan diri - melihat karakter orang through the bigger picture, bener-bener untuk menentukan seseorang baik atau jahat sangat susah. Ini buat saya pribadi lho. 

Tapi here's an example. 

Ada seorang karyawan, si A misalnya, dia ngasih foto bosnya yg menurut dia sangat jahat sampai kalau si boss masuk ke ruangan, si A bisa ngerasa pusing seketika. Intinya, a killer boss. Contoh yg A kasih adalah si boss suka menunjuk kesalahan2 anak buahnya langsung di depan seluruh divisi. Untuk si A yg auranya dominan biru, memang ditegur secara frontal tanpa pendekatan heart to heart akan membuat si A ngerasa diajak berantem. Dan si bossnya yg mempunyai aura dominan merah memang bukan tipe yg bisa basa basi ketika berhubungan dengan masalah pekerjaan. 

Sekarang, setelah dibreak down kasusnya dengan dilihat dari dua sisi, ternyata enggak segitu gampangnya untuk setuju sama si A dan mencap si bossnya sebagai orang yg jahat. Karena ternyata rasa tidak nyaman A kepada bosnya muncul karena perbedaan cara mengkomunikasikan suatu masalah. 

Simple?

Not really. 
Karena nanti akan lanjut ke pertanyaan, "berarti dia bukan boss yg baik dong, karena enggak bisa ngertiin anak buah?". Yaaa.....mungkin itu untuk postingan berikutanya ya.

Contoh kasus si A ini selalu jadi reminder buat saya, karena si boss killer itu pada akhirnya menjadi klien saya juga. Ketika diberi tahu mengenai karakter dia yg lebih memilih untuk langsung menegur orang yg membuat kesalahan tanpa basa basi, si boss langsung senyum2 dan setuju. Kemudian si boss bercerita kalau sifat tersebut dia miliki sudah dari kecil karena kedua orangtuanya mengajarkan dia untuk menerima kritikan dari orang lain walaupun kritikannya membuat shock, tapi lebih baik tau di depan dan belajar daripada tidak diberi kritik tapi langsung dianggap bodoh.

Interesting isn't it. Sebenernya, maksud si boss ternyata baik dan berharap anak2 buahnya ngerti. Tapi ternyata yg sampai ke anak2 buahnya cuma "boss gue galak banget". 
It wouldn't have been fair kalau saya, ketika ketemu si anak buah, langsung mengiyakan kalau si bossnya adalah orang yg jahat. Saya cuma bisa berikan masukan tentang karakter dan tipe kepribadian si boss, dan gimana cara berinteraksi yg efektif ke tipe kepribadian si boss.

Jadi sebenernya semua orang baik?

Well, not really. Ada kok orang2 yg memang lebih banyak memiliki energi negatif atau cara berpikir yg kurang bagus. TAPI, di antara banyaknya kenegatifan yg orang tsb miliki, ada kok sisi baiknya. PASTI ada. Cuma kadang2 ketika ada orang yg perilakunya sudah tidak sesuai dengan standard kenyamanan kita, kita jadi males untuk melihat sisi2 lainnya dan otomatis mencari kekurangan2 lainnya. Manusiawi. 

Dari hasil ketemu2 orang dan "melihat" ke dalam diri mereka, saya semakin lama semakin susah untuk bilang "itu orang jahat banget ya" yg ada cuma "itu orang kurang cocok sama saya", karena mungkin ada orang2 lain yg akan merasa baik2 aja sama perilakunya. 

What I'm trying to say is, ada 2 sisi koin, kadang ketika yg terlihat sisi yg kurang baik (menurut standard kita), kita lupa untuk melihat sisi satunya. Coba koinnya diberdiriin, jadinya kelihatan sisi masing2 tanpa harus membolak balikkannya. Memang lebih susah, tapi hidup jadi lebih.....lebih apa ya....lebih lucu mungkin.

Ternyata semuanya tidak sesimpel putih dan hitam, tapi serumit warna-warna aura yg kita semua miliki.



Comments

Maureen said…
LOVE IT!!!!
Keep on writing Yuki. Kalo lebih comfy in english do so. Suka banget tulisan lo ini jadi bikin mikir juga...
hitam dan putih warna yang sangat simpel

Popular posts from this blog

On Point-of-V(you)s

Baby, it aint over till it's over